Monday 5 October 2015

Catatan Penting Hidroponik 85 : SISTEM PENGELOLAAN AIR PADA HIDROPONIK.

Oleh : Yos Sutiyoso

1. Sistem aliran. Contohnya ialah NFT, Nutrient Film Technic, hidroponik talang landai. Larutan nutrisi dialirkan pada dasar talang, atau kadang disebut “gully”, dengan “flowrate”, atau curah, misalnya 1 liter/gully/menit. Pengaliran dijalankan terus menerus, tanpa henti. Tidak dibenarkan untuk mematikan pompa, walau dengan alasan penghematan sekalipun.
Peningkatan aliran dilakukan dengan memperbesar flowrate, misalnya dari 1 liter, menjadi 2 liter/gully/menit. Pasti akan memperbesar derajat pertumbuhan tanaman.
Percepatan pengaliran bisa didapat dengan memperbesar kelandaian gully, misalnya dari tangens 2 % dijadikan tangens 4 %, yang berarti turun 4 cm untuk tiap meter-lari gully.
2. Pengkabutan. Contohnya ialah pada aeroponik, anak-semai dibungkus pangkal akarnya dengan sejumput rockwool, lalu ditancapkan pada lubang-tanam berdiameter 3 cm, pada styrofoam ketebalan 3 cm, dengan medium density. Tiga puluh cm di bawah helaian styrofoam ada dibentangkan slang poly-ethylene, dan padanya tiap meter ditancapi sprinkler, yang dengan tekanan 2 atmosfir, menghasilkan kabut sebanyak 0,85 liter/menit, atau 50 liter/jam, yang membasahi perakaran terus menerus, tanpa hentinya. Tidak dibenarkan untuk mematikan pompa, walau malam hari tidak ada sinar matahari sekalipun.
3. Irigasi tetes. Biasanya disebut pula fertigasi, kombinasi dari “fertilisation” dengan “irrigation”. a) Larutan disalurkan melalui “regulating stick” atau “dripper” untuk budidaya polybag, kapasitas 5 liter arang sekam, biasanya untuk tanaman merambat semisal melon! b) Regulating stick ditancapkan pada “slab”, bantalan berisi “rockwool”, atau “coco-chips”, atau “cocopeat”, yang tidak lain adalah bubuk sabut kelapa. c) Menggunakan slang poly-ethylene, yang tiap 30 cm ditancapi nippel, yang dihubungkan dengan slang hitam kecil berdiameter 5 mm, yang dikenal sebagai spaghetty tube. Di ujungnya dipasangi regulating stick atau dripper, debit 1 liter/jam, ditancapkan pada media arang sekam di polybag.
4. Pasang Surut, Ebb and Flood. Pot-pot tanaman hias ditempatkan pada suatu bak, dialiri air hingga tinggi sekitar 4 – 5 cm, yang merendam pot-pot tanaman hias selama 10 menit. Kemudian larutan di-drain, dialirkan kembali ke tandon secara gravitasi. Hal ini diulangi 2 – 3 hari sekali, tergantung cuaca. Ketika ketinggian air di pot-pot turun, maka terhisaplah udara segar masuk ke dalam media. Aerasi di pertanaman ini cukup baik.
5. Perendaman. Contohnya adalah Hidroponik Rakit Apung. Anak-semai diganjal dengan rockwool ditancapkan ke dalam lubang-tanam pada helaian styrofoam. Helaian ini kemudian diambangkan dalam kolam larutan nutrisi, dengan akarnya terendam dalam air. Oksigen-terlarut di-supply oleh aerator dengan airstone-nya.

No comments:

Post a Comment